Monday, August 20, 2007

Matahari dan Bulan

Dua dari sebagian anugerah indah dari Tuhan pernah hadir didalam hidup ini. Matahari adalah keindahan pertama yang pernah datang dihidup ini. hadirnya mampu menerangi perjalanan ini.sinarnya sangat terang namun sangat menyilaukan. 14 musim matahari mampu menyinari hati ini dengan keindahannya. Namun matahari memberikan sinarnya terlalu berlebih. terlalu terang, terlalu panas hingga hingga mampu menutupi semua sinar lain yg datang. Hingga terasa hidup ini terlalu bergantung pada hadirmu matahari,hingga akupun kehilangan sinarku sendiri. Akhirnya waktu dapat meredupkan juga sinarmu matahari dan mampu mengikis semua dominasimu dihatiku. Dan akhirnya engkaupun tenggelam diujung ufuk sebelah barat membawa serta semua sinarmu dan indahmu.
Disela kegelapan ini dimana kumenunggu sebuah penerang baru, datanglah sang bulan yang datang tanpa terduga. Membawa semua keindahan yang tak ternilai, dengan segala kelembutan sinarnya. Bulan sangat mengerti dan dia datang memang disaat dunia ini gelap, sinarnya "kalem" kalau orang jawa bilang. 20 purnama bulan menyinari jalan ini dengan segala ketulusannya. Memberikan sinarnya disaat ku tersandung, tertatih dan terhimpit dalam gelapnya jalan yang kulewati. Selama bulan menyinari tak takut lagi aku dengan kegelapan yang ada. Tapi terkadang sesuatu yang kita inginkan tidak semuanya seperti yang kita harapankan dan ternyata memang sang bulan terlalu indah untuk kumiliki. Ataukah memang sinar,kelembutan,kehadiran sang bulan terlalu sempurna untuk kumiliki. Heran, kaget, bingung itu yg terasa disaat sang bulan mulai meninggalkan dunia ini. Dan aku sadar terasa diri ini pun menjadi seperti seorang pungguk yang merindukan sang bulan.
"Merindukan sesuatu yang tidak mungkin terjangkau, karena bulan terlalu tinggi dan mulia diatas. Keindahan sinarnya tetap terlihat tapi bukan teruntuk diri ini lagi. Aku hanya bisa melihat Keindahanmu dari jauh, tanpa aku bisa melakukan sesuatu untukmu. Sesaat aku melihat sinarmu dekat, aku melihat bayangmu diatas muka air. Tetapi tetap saja aku tidak bisa menyentuhmu karena engkau berada dilingkungan yang bisa membunuhku, engkau berada diatas air yang bisa membuatku tenggelam apabila aku menggapaimu".
Dan aku hanya bisa menjadi pungguk yang selalu merindukan kehadiranmu bulan.
Saat ini aku hanya bisa berharap dan berharap lagi akan hadirnya sinar baru untuk menerangiku. Entah itu bulan yang kuharapkan atau akan muncul bintang lain yang menyinari jalan ini.
Aku percaya akan seorang bijak yang berkata "tidak selamanya mendung itu ada, apabila mendung dan badai telah selesai, akan muncul matahari/bulan/bintang dengan sinar lebih cerah dan terang, dan jangan kuatir badai pasti berlalu".

Dan satu kata yang ingin ku ucapkan "I miss You Bulan".
Selalu akan ada ruang dihati ini untukmu bulan.
Semoga engkau bisa berbagi sinarmu lagi untuk menerangiku.

No comments: